Eps. 7
Teng.. Teng..
bel sekolah akhirnya berbunyi. Ini pertama kalinya Claire memasuki sekolah dengan menggunakan boston brace . Sebenarnya, jika bukan karena James yang memaksanya untuk memakai itu, Claire tidak akan memakainya. Tapi karena James yang meminta.......
bel sekolah akhirnya berbunyi. Ini pertama kalinya Claire memasuki sekolah dengan menggunakan boston brace . Sebenarnya, jika bukan karena James yang memaksanya untuk memakai itu, Claire tidak akan memakainya. Tapi karena James yang meminta.......
Ketika mulai memasuki gerbang, semua
orang memandanginya ‘aneh’. Sepertinya James merasakan ketidak-nyamanan Claire
dipandangi seperti itu, Ia pun langsung bertindak.
“Heh! Apa liat-liat?! Norak lo!” teriak
James pada orang-orang yang memandang ‘aneh’ ke Claire. Spontan merekapun
kaget. Dan karena takut, mereka akhirnya tersenyum dan menyemangati Claire.
Aaaah.. James. Kau terlalu baik untukku, aku bisa apa tanpamu? Aku begitu lemah dan rapuh. Tapi kau begitu kuat dan kokoh. Tetaplah ada disampingku..-batin Claire sambil menggenggam tangan James semakin erat. Jamespun menggenggam tangan itu sama eratnya. Seolah tidak ada yang ingin melapaskan genggaman itu satu sama lain. Ya. Selalu dan untuk selamanya, James akan selalu menggenggam tangan mungil itu.
**********************************************************
Setelah
mengantar Claire ke kelasnya di 1-B, Jamespun kembali ke kelasnya tepat di
sebelah 1-B, yaitu 1-C.
Di
Lincoln High School ini kelas 1 nya terdiri atas 6 kelas dari 1 A-F. Dari kelas
1 A, B, dan C adalah kelas khusus untuk anak-anak yang sangat pintar, dan kaya.
Untuk 1-D khusus untuk anak-anak yang keahliannya di bidang olah raga.
Sedangkan kelas E dan F hanya orang-orang yang kemampuan otaknya biasa-biasa
saja dan tidak kaya. Untuk kelas 2 dan 3 nya pun sama sistemnya. Agak tidak
adil memang....
Tepat
saat Claire duduk dikursinya, tepat disebelah sahabatnya yang paling dipercayai
dan tak pernah berkhianat. “Hei, aku sudah mendengar semuanya dari James. Tak apa-apa
Claire! Aku akan slalu ada untuk mendukungmu!” ujar May. Aaah may dan James
memang tiada duanya. Kemudian seorang perempuan dan lelaki didepannya pun ikut
berbicara. “Hei hei! Apakah kau melupakan Aku dan Roy? Kami pun akan selalu
mendukungmu Claire!” Michelle protes. Oh hampir terlupakan, rupanya masih ada
Michelle dan Roy. Ya mereka adalah sahabat Claire yang sangat berarti.
“ooh
rupanya si anak cacat sudah kembali dari Rumah Sakit” ledek Jane sinis. Merekapun
spontan melihat ke arah samping.
“Wah
ada si nenek sihir!!!! Uuuuh kami takuuuut” sindir Roy dan May. Diikuti dengan
tindakan ngeri dari Claire dan Michelle. Jane dan teman-temannya pun jengkel,
kemudian pergi meninggalkan mereka.
“Hahaha!
Bisa saja kau Roy! But, thanks guys” seru Claire, berusaha untuk menahan tawanya.
“Anytime! Itulah gunanya sahabat, bukan?” Roy pun mengerlingkan matanya pada
Michelle dan May. Mereka membalas dengan acungan jempol.
Ya
tuhan, terimakasih. Engkau telah memberiku hadiah yang sangat berharga. Yap. Tidak
ada hadiah hidup yang lebih berharga selain cinta dan sahabat.
**************************************************
"Hei Jane! Bagaimana kita bisa menghancurkan Claire? Lihat saja. Dia begitu disayangi dan dilindungi banyak orang." Ujar Yue.
"Aku setuju dengan Yue" seru Sasha. melihat teman-temannya mengeluh terus, Jane menjadi geram. "Dasar bodoh! Ya kita harus pikirkan caranya! Apapun itu!!"
"Ah aku tahu Jane!"
"Apa idemu, Helen?" tanya mereka , bersamaan.
"Hihihi" Helen cekikikan sendiri, tersenyum jahat. "Sebelum kita menghancurkan Claire, lebih baik kita buat persahabatan mereka hancur dulu. Kita buat mereka saling membenci satu sama lain. Buat mereka merasa dikhianati. Kemudian hancurka Claire! 1 rencana, dan bukan hanya Claire yang hancur. Tapi juga teman-temannya! Dan James, milikmu Jane" ucap Helen panjang lebar.
Semuanya berdecak kagum. Lalu mulai tertawa jahat.