[Ficlet] A Cup of Love

04.07

A Cup of Love


an original fiction by chand

Genre: romance, slight!humor | Rating: PG-12 | Length: Ficlet


Summary:
Semua berawal dari kedongkolan Olla menunggu teman, hingga kesotoyan Olla tentang kopi. Bagaimanapun, hari itu memang hari yang menyenangkan untuk Olla.





#note: huahaha udah lama rasanya gak ngepost sesuatu yang berbau khayalan. cerita ini terinspirasi karena kesotoyan gua sendiri yang gatau kopi. ngomong2, sepertinya ini lebih pjg dari ficlet deh ya hahaha. mohon maaf kalau iya. mungkin judulnya juga gak nyambung hahahahaha *kebiasaan*.
yah, sudahlah. enjoy the story!








***
Olla mendengus. Sudah sejam ia menunggu temannya di kedai kopi dan eskrim ini, namun  Ami--temannya, tak kunjung datang juga. Ia meraih ponsel di tasnya dan mengetik sederet kata.

To: Ami
Kau dmn? Astaga, jgn biarkan aku sendiri. aku tak tahu harus memesan apa, kau tahu sendiri aku tak pnh minum kopi. lagi pula kau janji akan menraktirku!
Disaat sedang sibuk mengetik pesan untuk temannya, tanpa ia sadari seseorang menduduki bangku yang seharusnya ditempati temannya. Olla menyadari hal itu. Ia melihat ada lelaki asing yang menduduki kursi Ami dengan santainya.

"Hey, itu kursi temanku" ujar Olla. Terselip nada jengkel didalamnya--meski ia tak bermaksud begitu.
Lelaki itu menoleh, "Oh maaf, tapi boleh aku ikut duduk sebentar saja? Kursi sudah penuh dan tinggal kursi ini yang tersisa" ujar lelaki itu, ia menyunggingkan senyumnya yang manis.

Olla diam seribu bahasa. Senyumnya membuat jantungnya mencelos seketika. Ia memegangi pipinya yang terasa hangat--dan mungkin merona. "Sial, kenapa dia harus setampan ini" pikir Olla.

Drrt Drrt

Olla mengecek ponselnya, kemudian ia mendesah. "Uh, ya.. kau boleh duduk selama yang kau mau. Lagi pula temanku tak bisa kesini" ujar Olla pada lelaki itu. Ia hanya mengangguk, tak membalas sepatah katapun.

"Aku akan memanggil pelayan untuk memesan, kau mau memesan juga kan?" tanya lelaki itu tiba-tiba. Olla sedikit terlonjak--tak menyangka ia akan berbicara lagi padanya.

"Ah, i-iya" ujar Olla terbata. Ia mengutuk dirinya sendiri karena sudah tergagap.

Pelayan datang dan menyodorkan menu, namun lelaki itu malah menyodorkan menu nya pada Olla.
"Aku hanya memesan Latte Macchiato" ujar lelaki itu. 
Olla mengernyit bingung, "Macchiato? Apa itu? Jenis kopi?" batin Olla.

Saat melihat menu, keringat dingin menuruni pelipisnya. Sejujurnya ia ingin memesan es krim saja, tapi lelaki didepannya ini memesan sesuatu yang terdengar keren. Olla juga ingin memesan yang keren seperti itu. Kemudian ia ingat, dulu Ami pernah memesan kopi yang bernama espresso.

"Aku Doubles Espresso" ujar Olla, penuh percaya diri. Lelaki di sebrangnya mengangkat sebelah alisnya. Setelah pelayan mengulang pesanan, ia pergi.

"Wah, kau pecinta berat kopi ya?" tanya lelaki itu.

"Hehe, begitulah" ujar Olla sekenanya. "Aduh, mampus. Please, semoga dia bukan pecinta kopi dan ngajak ngobrol tentang kopiiiii" jerit Olla dalam hatinya.

"Haha, aku juga pecinta kopi" ujarnya. Olla semakin berkeringat dingin. "Tapi.. kau tidak seperti pecinta kopi. Ku kira kau orangnya suka yang manis-manis" ujar lelaki itu

"Aha--haha, masa' sih?" Olla tertawa garing, keringat dingin semakin membasahi pelipisnya.
"Kau sering memesan Espresso?" tanya lelaki itu, dan mulai membuat Olla jengkel. Masalahnya, jika lelaki itu bertanya  lagi, bisa-bisa ketahuan kalau ia tak tahu apa-apa tentang kopi.

"Uh, ya aku sering memesan itu sama teman. Soalnya, Espresso itu manis" ujar Olla, lagi-lagi berbohong.

Lelaki itu tak merespon. Ia mengangkat sebelah alisnya, kemudian tertawa. Olla tak mengerti kenapa ia tertawa hingga pelayan yang mengantarkan pesanan datang dan membuyarkan lamunannya.
.
"Ini pesanannya" ujar pelayan, ia memberikan segelas Latte Macchiato pada lelaki itu, dan segelas Double Espresso ia berikan pada Olla.

Lelaki itu menyesap kopinya dengan santai. Melihat itu Olla juga ikut menyesap kopinya, ia penasaran bagaimana rasanya. Manis, kah? Pasti manis. Soalnya Olla sering melihat Ami meminum ini dengan senyum di wajahnya.

Olla mulai meneguk minumannya hingga, "Uhuk uhuk". Ia tersedak, padahal baru satu teguk kecil.
"Wleee, kok pahit" ujar Olla, ia nyaris menangis. Bagi Olla yang tidak pernah meminum kopi, dan hanya meminum yang manis-manis, Espresso ini benar-benar baru untuk lidahnya.

"Hahaha", Olla melihat lelaki didepannya dengan kesal. Lelaki itu menyodorkan tissue dan Olla mengambilnya.

"Kau tidak suka kopi, kan?" tanya lelaki itu, masih menahan tawanya
"Dan kau tahu aku berbohong, kan?" Olla bertanya balik. Ia kesal. Entah pada dirinya sendiri karena begitu bodoh dan memalukan atau kepada lelaki didepannya.

Lelaki itu mengangguk, masih dengan tawa di mulutnya. "Kenapa kau berbohong?" tanya lelaki itu, kini tawanya sudah hilang. Namun bibirnya tetap tersenyum manis.

"Uh... Yang kau pesan itu terdengar keren. Aku juga ingin memesan kopi agar keren" ujar Olla malu.

"Berarti, kau memang suka yang manis kan?"

Olla mengguk. "Hmm. Rasanya aku kapok minum kopi. Pahit dan tidak enak. Sebaiknya aku memesan es krim saja" gerutu Olla pada dirinya sendiri, namun cukup keras untuk didengar lelaki itu.

"Kalau begitu, biarkan aku menraktirmu kopi yang enak" ujar lelaki itu. Belum sempat Olla menjawab, lelaki itu sudah memesan sesuatu untuknya. Olla memandangnya aneh.

Tak lama, pelayan itu datang kembali dan menyodorkan segelas kopi. Namun kali ini berbeda. Double espresso yang dipesannya tadi berwarna hitam pekat dalam gelas putih kecil. Kopi kali ini hadir dalam gelas panjang yang menyempit di bagian bawahnya. Di atas minuman itu ada eskrim--atau busa?

"Aku tidak mau kopi lagi. Sungguh" ujar Olla

Lelaki itu tertawa lagi. "Kau trauma? Minumlah itu. Ku jamin kau suka. Yaaah, tidak semanis es krim yang biasa kau makan. Tapi itu tidak pahit seperti espresso yang tadi kau minum"

Entah apa yang menyihir Olla untuk percaya pada lelaki yang bahkan tak ia ketahui namanya itu. Ia meminumnya sekali. dua kali. dan terus menerus.

"Hmm, ini enak. Agak pahit sih, tapi.. kok eskrim dan susu juga lebih terasa?"

Lelaki itu tersenyum, "Itu Frappucino. Cocok untukmu yang tidak suka pahit" ujar lelaki itu. Olla tersenyum, "Ini enak. Terimakasih traktirannya" ujar Olla sambil menyesap kembali Frappucino nya.

"Oh,ya. Namamu?"

"Olla. Panggil saja Olla" ujar Olla, tak lupa dengan senyumnya. "kau?"

"Daniel" ujarnya, dengan senyum. Senyum yang membuat Olla juga tersenyum dan jantungnya berdegup kencang. Mereka berdua pun berbincang lebih jauh, mengenali diri masing-masing.


Olla mungkin kesal karena Ami membuatnya menunggu selama satu jam, dan malah berakhir tidak datang. Olla juga mungkin malu karena ia ketahuan tak suka kopi.
Tapi, Olla juga senang. Karena, dengan tidak datangnya Ami, dan dengan kegengsiannya tadi, ia tahu nama lelaki manis ini bernama Daniel. Tak hanya nama, Olla juga bertukar alamat email dengannya.
Espresso tadi juga membuat pandangan Olla terhadap kopi semakin buruk. Namun, dengan segelas Frappucino yang diberi Daniel, ternyata... kopi juga memiliki rasa manis.

You Might Also Like

2 komentar

  1. is that blended ice espresso, shake, or what? wow i like the way it looks

    BalasHapus
  2. ini juga sama menariknya sama cerita yang judulnya "Ask Me Properly".

    Mau lah lucky kaya Olla gitu. Beli frappucino gratis cogan :"v

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images